KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah penulisan ilmiah yang membahas tentang MAKALAH
MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF .
Pada penulisan makalah ini, kami berusaha menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih mudah
dipahami oleh pembaca. Makalah penulisan ilmiah ini juga diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa kesehatan.
Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahan
didalam penulisan makalah kami, baik dalam segi bahasa dan pengolahan maupun
dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya
membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
Citeureup, 12 April 2013
i
DAFTAR ISI
·
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
·
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
·
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2
Tujuan...................................................................................................................................1
1.2.1
Tujuan Umum................................................................................................................1
1.2.2
Tujuan Khusus................................................................................................................1
·
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2
Mengembangkan Perencanaan Asuhan
yang Komprehensif...............................................3
2.1
Menetapkan Kebutuhan Tes Lab..........................................................................................3
2.2
Menetapkan Kebutuhan Belajar...........................................................................................4
2.3
Menetapkan Kebutuhan
Konsultasi/Rujukan Pada Tenaga Profesional Lainnya................7
2.4
Menetapkan Kebutuhan Untuk
Pengobatan Komplikasi Ringan.........................................9
·
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
Kesimpulan...............................................................................................................................14
·
Referensi.....................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium awal pada
wanita dengan resiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan
faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah lengkap (hematokrit), Rapid
Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela,
HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum klien
memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes
tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.
Sistem rujukan dalam pelayanan
obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan
vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang
lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi
atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas
dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi
antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan
dan bagian ilmu kesehatan anak.
Konseling adalah kebutuhan proses
pembicaraan dan pembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang
yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengembangkan rencana asuhan yang
komprehensif
1.2.2 Tujuan Khusus
· Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
· Menetapkan Kebutuhan Belajar
· Menetapkan Kebutuhan Atau Rujukan Pada
tenaga Profesional Lainnya
· Kebutuhan Konseling HIV/PMS
· Jadwal Kunjungan Sesuai dengan
Perkembangan Kehamilan
· Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
· Mengevaluasi Data Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
2. MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN
YANG KOMPREHENSIF
2.1 MENETAPKAN KEBUTUHAN TES LAB
Pemeriksaan laboratorium awal pada
wanita dengan resiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan faktor
rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma
Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg dan
HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum klien
memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes
tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.
Tujuan dilakukannya tes laboratorium
adalah untuk mendeteksi kamplikasi-komplikasi kehamilan pada ibu hamil. Hal-hal
yang bersangkutan dengan test
laboratorium :
1.
Pemeriksaan Laboratorium saat Antepartum
a.
Pemeriksaan urine, untuk mengetahui adanya kadar protein dan kadar
glukosa di dalam urine.
b.
Pemeriksaan darah, untuk mengetahui golongan darah, faktor rhesus (Rh),
Hemoglobin dan rubelanya.
c.
Pemeriksaan ultrasonografi, untuk mengetahui apakah ada komplikasi
kehamilan atau tidak, memastikan kehadiran janin, ukuran janin dan posisi
plasenta, serta menetapkan bahwa ukuran janin meningkat atau tidak. Untuk
mengetahui kondisi yang ada di dalam uterus dapat dilihat melalui layar
oskiloskop dalam bentuk gambar bayangan
2.
Pemeriksaan Laboratorium saat Pascapartum
a.
Pemeriksaan darah, untuk mengetahui homoglobin
b.
Hematokrit
c.
Urin bersih, untukurinalisis rutin
3.
Pemeriksaan laboratorium
intrapartum
Jika wanita sudah ada pada fase aktif
persalinan riwayat yang sudah diambil pada saat kedatangan dapat menjadi
satu-satunya sumber sampai bayi dilahirkan. Riwayat yang diambil pada fase
aktifpersalinan harus mencakup tinjauan ulang terhadap kehamilan, kondisi fisik
dan psikologis, tinjauan ulang terhadap kehamilan terdahulu, kesehatan secara
umum, serta informasi mengenai pengobatan dalam keluarga.
Setelah riwayat diambil, klien hanya
perlu menjalani pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan pelvikuntuk memastikan
presentasi, posisi janin dan menentukan lebarnya pembukaan.
2.2 MENETAPKAN KEBUTUHAN BELAJAR
Penuntun belajar digunakan untuk
melatih keterampilan dalam pencapaian elemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa
secara individual. Mulai dari latihan di laboratorium keterampilan sampai saat
melaksanakan praktik klinik kebidanan. Bimbingan keterampilan untuk mencapai
kompetensi di laboratorium keterampilan asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan
atau diikuti oleh seorang mahasiswa bila mahasiswa tersebut telah mengikuti
perkuliahan seluruh materi kuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I).
Dalam perkuliahan tersebut mahasiswa mendapat teori tentang teori tentang
fisiologi kehamilan, pertumbuhan kehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik
dan psikologis ibu selama kehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama
hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang
pendekatan dalam asuhan kehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan
kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi
keterampilan yang mendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.
Pembimbing melakukan evaluasi atau
penilaian terhadap :
1. Keterampilan mahasiswa berdasarkan
langkah-langkah kerja ang ditentukan dalam penuntun belajar menggunakan format
penilaian keterampilan dengan teknik observasi atau pengamatan saat mahasiswa
bekerja.
2. Sikap mahasiswa yang mendukung
selama melaksanakan langkah kerja dengan teknik observasi atau pengamatan saat
mahasiswa bekerja.
3. Pengetahuan mahasiswa yang
mendukung elemen kompetensi asuhan yang dilatih dengan cara melakukan tanya
jawab atau tes lisan.
Kebutuhan belajar bagi ibu hamil
dapat diperoleh dari bidan. Bidan menganjurkan hal-hal yan dibutuhkan oleh ibu
hamil. Bertujuan agar ibu hamil dapat trampil dalam menjaga kehamilan, memberikan asupan makanan
seperti gizi seimbang, mempersiapkan diri untuk menerima kehamilan,
mempersiapkan fisik dan mental untuk menerima kelahiran dan pasca persalinan, Mengajarkan
cara menyusui yang baik.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan kepada individu, keluraga, kelompok dan masyarakat tentang
penaggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait
mengenai kesehatan ibu, anak dan KB, seperti :
1.
Pembelajaran saat Antepartum
Tindakan perawatan diri sendiri
a.
Latihan penanganan nyeri, klien membutuhkan gerak upaya mempermudah
jalan lahir saat persalinan, meningkatkan rasa nyaman, memperbaiki perkembangan
psikomotor bayi dan mempercepat proses penyembuhan masa pasca persalinan. Maka, dianjurkan untuk bidan memberikan
contoh gerakan-gerakan senam terbaik untuk ke-3 titik masalah, diantaranya :
·
Punggung bawah : goyang panggul
·
Abdomen : merangkak, melingkar, memiringkan panggul
·
Lantai panggul : senam kegel, merangkak
Adapun senam terbaik dan sederhana
untuk ibu hamil yaitu dengan cara berjalan kaki.
b.
Perawatan gigi, perawatan gigi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan
termasuk ibu hamil karena pada ibu hamil gusi cenderung mengalami hypertrofi
selama kehamilan. Perawatan gigi merupakan komponen utama pendidikan kesehatan
yang dapat membantu mencegah penyakit mulut dan mencegah timbulnya masalah
dikemudian hari. Maka, berikan pengarahan pada klien untuk selalu menggosok
gigi dan melakukan flosing untuk mencegah terbentuknya plak diantara jaringan
gusi dan gigi. Anjurkan klien untuk memakan makanan ringan yang mudah larut
dimulut untuk mempertahankan kadar gula tetap rendah contohnya, klien di
anjurkan untuk memakan makanan ringan yang sehat seperti apel dan wortel.
c. Metode melahirkan, jalaskan pada klien
bahwa kesalahan dalam mempersepsikan tanda persalinan adalah hal yang wajar.
Sehingga, jelaskan pada klien perbedaan antara persalinan sejati dan persalinan
palsu sehingga tenaga kesehatan harus mengajarkan klien cara mengenali tanda
praliminer dan persalinan sejati.
d. Hiegiene, tindakan ini dapat di lakukan
pada vagina, gigi, payudara dll.
·
Vagina : instruksikan klien untuk selalu menjaga kebersihan di vagina
agar tidak terkena infeksi bakteri atau jamur dan meningkatkan kesehatan daerah
disekitar vagina.
·
Gigi : instruksikan klien untuk melakukan tindakan higiene pada gigi
dengan benar, jika sanggup kunjungi dokter gigi dengan teratur terutama diawal
kehamilan.
·
Payudara : instruksikan klien untuk melakukan higiene pada payudara
dengan air yang jernih, tanpa sabun, setiap hari untuk mengangkat kolostrum dan
mengurangi resiko infeksi.
e.
Perawatan payudara, kewaspadaan khusus dalam perawatan payudara selama
kehamilan untuk membantu pencegahan kehilangan tonus payudara yang dapat
menyebabkan nyeri dan mencegah menggantungnya payudara dikemudian hari.
Caranya, instruksikan klien untuk memakai bra yang berbahan lembut dan tidak
memakai bra yang ketat, karena mereka perlu memakai bra berukuran besar selama
kehamilan agar dapat mengakomodasi penambahan ukuran payudara. Berikan
peringatan pada klien jika pada payudara terdapat kolostrum yang banyak maka
anjurkan klien untuk meletakkan kasa atau kasa payudara di dalam bra, ganti
kasa tersebut dengan sering agar payudara tetap kering dan tidak terjadi
ekskoriasi puting susu, nyeri dan fisura. Ingatkan klien bahwa cairan yang
keluar (kolostrum) dapat terjadi pada minggu ke-16 selama kehamilan.
f.
Aktifitas fisik dan seksual, Yakini klien agar selalu berupaya
mempertahankan kesehatannya dalam mempersiapkan fisik dan mental untuk bisa
menghadapi persalinan dan pasca persalinan. Jalaskan mengenai kemungkinan
perubahan dalam keinginan seksual dan bantu klien juga pasangannya untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, jelaskan pada mereka bahwa
perubahan itu hanya sebatas suatu perbedaan kondisi bukan hilangnya nafsu
seksual terhadap pasangannya.
g.
Tidur, Memberikan pengarahan pada ibu hamil mengenai persiapan diri
untuk menerima kehamilan yang dialaminya dan berikan pengetahuan tentang
istirahat/ tidur yang cukup. Untuk ibu hamil dibutuhkan tidur 10 jam, yaitu 8
jam tidur malam dan dilanjutkan 2 jam lagi tidur siang.
h.
Ibu hamil membutuhkan
pembelajaran seperti pemenuhan kebutuhan gizi dan nutrisi untuk ibu hamil
dengan cara bidan memberitahukan instruksi tentang pemilihan makanan dan
minuman apa yang sesuai untuk pemenuhan kebutuhan ibu hamil, bila perlu ajarkan
atau praktekkan bagaimana cara memasak makanan dengan menu makanan yang berbeda
agar ibu hamil tidak merasa bosan.
2.
Pembelajaran saat Pascapartum
a.
Tawarkan dukungan dan ajarkan mengenai perubahan-perubahan psikologis
yang terjadi pada pascapartum
b.
Ulas kembali pembelajaran
terdahulu mengenai perawatan diri, memberi makan bayi dan cara perawatan bayi.
3.
Pembelajaran saat Intrapartum
a.
Ajarkan ibu cara mengejan dengan pengaturan nafas yang baik agar dua
nyawa dapat terselamatkan dengan keadaan normal.
2.3 MENETAPKAN KEBUTUHAN KONSULTASI ATAU RUJUKAN PADA TENAGA PROFESIONAL
LAINNYA
a. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan
obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal maksudnya rujukan
dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari
rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah
sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan
horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu
rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.
b. Tujuan Rujukan
• Agar setiap penderita mendapat
perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya
• Menjalin kerjasama dengan cara
pengiriman pendrota atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke
unit yang lebih lengkap fasilitasnya
• Menjalin pelimpahan pengetahuan dan
keterampilan (transfer of knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan
antara pusat pendidikan dan daerah
c. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini
antara lain berupa :
• Pengiriman orang sakit dari unit
kesehatan yang kurang lengkap ke unit kesehatan yang lebih lengkap
• Rujukan kasus-kasus patologik pada
kehamilan, persalinan dan nifas
• Pengiriman kasus masalah reproduksi
manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang
memerlukan penanganan spesialis
• Pengiriman bahan laboratorium
• Bila penderita telah sembuh dan
hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit
semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
d. Kegiatan rujukan informasi medis
antara lain berupa :
• Membalas secara lengkap data-data
medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
• Menjalin kerjasama sistem pelaporan
data-data medis umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya
terutama mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
Ø
Contoh : ibu hamil dengan diagnosa hipertensi pada pemeriksaan 140/90
mmHg disertai edema saa memeriksakan diri ke bidan A, karena batas dari
wewenang bidan sehingga bidan merujuk ke rumah sakit.
e.
Hal-hal yang dapat dirujuk
a. Memberikan asuhan kebidanan pada klien
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawat daruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi antar dokter
b. Rujukan atas kasus-kasus patologik pada
kehamilan, persalinan dan nifas
c. Merujuk klien yang sedang menghadapi
kasus atau masalah reproduksi, seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang
memerlukan penanganan spesialis.
f.
Hasil informasi dari kegiatan rujukan
a. Membahas secara lengkap data-data medis
klien yang telah dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan
tentang data-data medis pada umumnya dan data-data parameter pelayanan
kebidanan khususnya mengenai kematian maternal dan periental
2.4 MENETAPKAN KEBUTUHAN UNTUK PENGOBATAN KOMPLIKASI RINGAN
Ada beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada trimester I, yang mana pada setiap komplikasi tersebut dibutuhkan
penanganan dan pengobatan agar kehamilan tersebut dapat berjalan lancar
(normal) seperti yang diharapkanoleh ibu hamil, keluarganya, maupun petugas
kesehatan. Komplikasi itu adayang ringan dan ada pula yang berat. Dan sebagai
seorang bidan, kita hanya diberi wewenang untuk mengatasi atau menetapkan
kebutuhan untuk pengobatan komplikasi
ringan.
Komplikasi dan Ketidaknyamanan
a. Deskripsi
• Konstipasi aadalah gangguan rasa
nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama kehamilan
• Ini juga merupakan msalah nutrisi
yang umum terjadi pada kehamilan
• Konstipasi cenderung terjadi pada
kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus yang terus membesar,
pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya kadar
progesteron
• Konstipasi menyebabkan rasa begah
dan penuh serta hilang nafsu makan
b. Temuan Pengkajian
• Adanya rasa begah dan penuh pada
abdomen
• Hilang nafsu makan
• Perubahan pola eliminasi usus
c. Implikasi Keperawatan
• Kaji nutrisi klien dan pola
eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab
• Anjurkan klien untuk mengosongkan
ususnya secara teratur
• Anjurkan pada klien untuk
meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran
dan minum air dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari
• Jika klien mengkonsumsi suplemen
besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna
untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk konstipasi
melalui cara lain
• Ingatkan klien untuk tidak
mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang
akan mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu
• Beri tahu klien untuk menghindari
enema karena tindakan ini dapat mencetuskan persalinan
• Anjurkan klien untuk menghindari
obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter
• Berikan pelunak feses, laksatif
ringan dan supositora sesuai instruksi
• Nasehatkan klien untuk menghindari
makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis, sehingga flatus dapat
dikontrol
Dalam menetapkan kebutuhan untuk
pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No
900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan praktik bidan dan standar
pelayanan Kebidanan (SPK). Diantaranya yaitu penanganan
a. Abortus iminens
Tidak perlu pengobtan khusus atau
tirah baring total
Jangan melakukan akrtivitas fisik
berlebihan atau hubungan seksual
Jika perdarahan berhenti lakukan
asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.
Jika perdarahan terus berlangsung
nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG), lakukan konfirmasi kemungkinan
adanya penyebab lain,
b. Pre eklamsi
Pantau tekanan darah, urin (untuk
proteinuria), refleks, dan kondisi janin.
Konseling pasien dan keluarganya
tentang tanda-tanda bahaya preeklamsi dan eklamsia.
Lebih banyak istirahat.
Diet biasa (tidak perlu diet rendah
garam).
Tidak perlu diberi obat-obatan.
Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat
dirumah sakit:
- Diet biasa.
- Pantau tekanan darah 2 kali
sehari, dan urin sekali sehari
- Tidak perlu diberi
obat-obatan.
- Tidak perlu diuretik, kecuali
jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis, atau gagal ginjal akut.
- Jika tekanan diastolik turun
sampai normal pasien dapat dipulangkan, nasihatkan untuk istirahat dan
perhatikan tanda-tanda preeklamsi berat, kontrol 2 kali seminggu untuk memantau
tekanan darah, urine , keadaan janin, jika tidak ada tanda-tanda perbaikan
tetap dirawat, lanjutkan penanganan dan observasi kesehatan janin, jika
terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi
kehamilan. jika tidak rawat sampai aterm. Jika protein uria
meningkat, tangani sebagai preeklamsi berat.
c. Hyperemesis gravidarum
Pencegahan terhadap Hiperemesis
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penjelasan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang
flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah
Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih
berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin.
Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
d. Anemia dalam kehamilan.
Anemia defisiensi besi
-
Koreksi anemia dan pengembalian status besi dapat dicapai dengan
pemberian preparat besi- fero sulfat, fumarat atau glukonas- yang dapat
memberikan 200 mg elemen besi. Pengobatan dilanjutkan hingga 3 bulan setelah
koreksi anemia untuk mengembalikan cadangan besi. Peningkatan hemoglobin
minimal 0,3 g/dl tiap minggu. Jika
wanita tersebut tidak dapat mentoleransi preparat besi maka terapi parenteral
dapat diberikan.
-
Anemia defisiensi folat
Asam folat oral 1-5 mg/hari diberikan
hingga beberapa minggu setelah melahirkan. Pengobatan ini memberikan respon
yang baik dan diharapkan kadar hematokrit meningkat 1% setiap harinya dimulai
sejak hari 5-6 pengobatan. Hitung retikulosit juga menigkat dan merupakan
perubahan morfologi yang paling awal terlihat. Suplementasi besi pada anemia defisiensi
folat tergantung indikasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kunjungan awal prenatal merupakan
kesempatan untuk menkaji wanita hamil yang datang untuk memperoleh perawatan
prenatal. Kunjungan ini merupakan waktu untuk membina hubungan saling percaya
dan memperlihatkan kepdulian sehingga klien selalu kembali untuk mendapat
bimbingan, dukungan, dan memantau kesejahteraan klien serta bayinya.
Peran bidan dan tenaga kesehatan
sangat dibutuhkan terutama dalam memberikanasuhan, memberikan pendidikan,
penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar
individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat tahu bagaimana cara menangani
permasalahan klien terkait dengan
kesehatan ibu hamil dan kesehatan
janinnya agar mendapat pola hidup yang baik dalam kebutuhan sehari-hari.
REFERENSI
Eryati. 2011. Diktat Askeb 1 Semester
II. Indramayu: STIKes Indramayu
Estiwidani, Dwana., dkk. 2008. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya
http://sitimuslihaamkeb.blogspot.com/2011/06/pengembangan-rencana-asuhan-yang.html
Pilitteri,
Adele. 2002.Buku Saku
Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar